KECEWA
Oleh : Nurul Husna (XI IPS 1) Kecewa kata yang tidak bisa di ucapnkan dengan kata-kata, tapi mampu diekspresikan dengan berbagai cara. Namanya juga manusia paling suka berekspetasi pada manusia lain. Gak salah kalau kecewa jadi temannya, bukan sekali atau dua kali… tapi sering. Sehingga kata kecewa menjadi teman akrab dari sebuah harapan. Seharusnya manusia sadar, tempat menggantung sebuah harapan itu hanya kepada Allah SWT. Jangan berpaling dari-Nya, sehingga Allah murka pada kiata. Jika kita menggantungkan harapan hanya pada Allah, percayalah Allah takkan mengecewakan kita. Hanya saja kita harus bersabar dari sebuah harapan. Karena Allah tau kapan waktunya harapan mu harus dikabulkan. Jangan pernah menyerah apalagi berputus asa, tetaplah semangat dan terus berusaha. Yakinlah pada semua janji-janji Allah.
KENANGAN PEMUDA
Oleh : Nurul Aprilia (XI IPS 1) Fajar menampakan diri Mentari menyinari bumi Pepohonan menari Air menyanyi Kesadaran telah tiba Di Kramat raya menggelora Terdengar suara dari sudut negeri Indonesia Bergemuruh janji pemuda Berbingkai Bhineka Tunggal Ika Sebuah tonggak perlawanan Gelora kaum muda untuk persatuan Mereka menanggalkan perbedaan Walau dipisah lautan Menerbitkan sumpah yang tak kan pudar di telan zaman Bangun pemuda pemudi Indonesia Singsingkan lengan bajumu untuk negara Yang memberikan kita rasa Rasa Cinta… Rasa Suka Cita… Rasa Bangga… Berkat sumpah mu Janji tidak teringkari Garuda tlah bangkit Bangkit dari kematian yang suri Perjuanganmu sungguh kemuliaan Takkan dapat tergantikan Terimakasih Pemuda Pemudi Indonesia
Di Sepertiga Malam
Oleh : Nurul Sakinah ( X Keagamaan 1) “Duaaaaarrr!!!!!”aku kaget tengah malam ada suara yang terdengar dari Luar!!!!Aku langsung terbangun dari tidurku.Aku penasaran apa yang terjadi diluar.Kemudian aku mengintipnya dijendela “Tidak ada apa-apa”gumamku dalam hati.Kemudian aku membalikkan badanku dan ternyata itu cuma kucing,dia menjatuhkan gelas yang ada di meja belajarku,hehehe.Aku kemudian langsung sholat tahajjud,setelah itu aku lanjut tertidur. “Adaam…..Adaaam….Adaaam….”teriak ibu diluar kamar membangunkanku untuk sholat subuh.“Iyaa Bu,iyaa udah bangun kok bu” ujarku sambil mengusap-usap mataku.Kemudian aku pergi berwudhu dan sholat subuh,dan setelahnya aku membaca Al-Qur’an,kemudian aku bersiap-siap kesekolah,karena hari ini adalah MPLS siswa baru di SMA tempatku sekolah, kebetulan aku kelas 12 dan menjadi ketua OSIS disana. “Bu, Adam berangkat ke sekolah dulu yaaa bu,”ujarku dan menyalami ibu.“Eh,kamu ga makan dulu????”tanya ibu padaku. “gak usah bu,Adam udah mau telat nihh bu,soalnya sekarang disekolah Adam ada acara bu,”sambungku kepada ibu.“Yaudah iya,jangan lupa yaa ntar beli makanan yang mengenyangkan!”ujar ibu kepadaku.“iya bu,Adam berangkat dulu yaa bu? Assalamu’alaikum.”ucapku kepada ibu.“Wa’alaikumussalam.”Jawab ibu Aku menaiki mogeku dan pergi ke sekolah.Dijalan aku melihat seorang perempuan jalan kaki,dan dia terlihat sangat pucat.Lalu akupun menghampirinya. “Maaf,kamu kenapa yaa??kok kelihatannya pucat gitu?”ujarku kepadanya.“Gak apa-apa kok kak,cuma kecapean ajaaa kak,yaudah aku lanjut yaa kak.”katanya padaku.“Eh tunggu,kamu sekolah dimana??” tanyaku pada perempuan itu.“umm aku sekolah di SMA 1 Harapan Bangsa kak!” jawabnya.“wahh,kita samaan kok,kamu murid baru ya kan??yaudah sama saya aja pergi nya,kan kita satu sekolahan?” tawarku padanya.“gpp kak?” “iyaa gpp.” kamipun sama-sama ke sekolah. Sesampainya disekolah Sesampainya di sekolah murid-murid melihatku. Sebelumnya aku tidak pernah boncengan sama perempuan Ya tadi kan terpaksa karena dia kecapean.“Ciiieeee….Cieeee….Siaaaapa tuh Damm???”Ujar Andri Teman ku.“eh bukan siapa-siapa kok,ini cuma adik kelas baru kita ya kan dek?????Tanyaku kepada perempuan itu.“eeh iyaa kak,yaudah kak Qila masuk kelas dulu yaa kak?Terimakasih kak.”Perempuan itu mengatakannya dengan Malu-malu “iyaa..iyaa.. sama-sama Qila”ucapku tersenyum. “eh Dam menurutku Qila cantik juga loh imut lagi!”Teman-temanku sepertinya meyakinkan aku buat Dekat sama Qila.“iya..iya.. semua perempuan itu cantik kok!Eh ya udah gak usah bahas ini,kita kedalam yuk,rekan-rekan OSIS yang lain kayanya dah pada kumpul tuh”aku merangkul teman-teman ku,dan berjalan menuju ruang Matsama.Acaranya pun dimulai,dan saat itu Aku yang maju kedepan untuk membuka acaranya. “Assalamualaikum adek-adek apa kabar nih????hari ini kakak mau perkenalkan diri,Nama kakak Muhammad Adam bisa kalian Panggil Kak Adam ya…. Kakak sekarang sudah kelas 12 dan menjabat menjadi OSIS sebagai ketua umum sekian terima kasih”Seru ku didepan ruang Matsama.“Oh jadi nama kakak itu Kak Adam ya???baru tahu aku hehehe.”Ucapku dengan suara lirih(Aku disini adalah Qila).“Eh Qilaa kamu kenal sama Kak Adam????”Ujar temanku Masya.“Hmmm,Iya,tadi pagi aku bareng sama dia ke sekolah”jawabku cuek,wong orang ga peduli,hehe.“haaa????? Yang bener aja kamu Qil Setahu aku sih Kak Adam itu orangnya cuek banget loh sama perempuan terus dingin banget lagi,aku aja ngasi laporan kelas kita diaa diem ajaa tadi”ucap Masya sangat kaget dan tidak percaya. Mpls untuk hari ini pun telah selesai, semua murid-murid telah pulang termasuk kakak-kakak OSIS. Aku pun segera pulang ke rumah. Di rumah aku selalu kepikiran dengan Kak Adam dia orang yang baik tapi aku hanya sekedar mengagumi nya karena dia baik aku merasa berutang Budi kepada Nya,(Aku disini masih tetap Qila)“ aku heran,Padahal baru tadi pagi ketemu sama Kak Adam,kok mikirin dia Mulu sih sekarang, astaughfirullahal’adzim,Qilaaa…jangaan… jangaan”hari ini aku merasa pikiran dan hatiku berkelahi,entah apa yang terjadi padaku hari ini. (Aku diperankan Adam kembali) “Assalamu’alaikum Bu…aku pulang”Aku langsung masuk rumah dan bersalaman dengan ibu,ibu yang saat itu lagi membaca buku.“iyaa,Nak wa’alaikumussalam,gimana tadi adek-adeknya?” “Alhamdulillah mereka baik-baik kok bu” “Ada yang cantik-cantik gak??”ibu bertanya seakan mengejekku,yaa ibu memang suka begitu,karena dari dulu aku belum pernah pacaran. “iibuuuu…apaa sihh buuu,yaudah aku ke kamar dulu yaa bu?mau sholat dulu” “iyaa,iyaaa…” Sesampainya di kamar,aku mengganti baju dan akupun makan siang.Tapi kok rasanya beda gini yaa???aku selalu kepikiran sama Qila,aku merasa tidak yakin,masa aku jatuh cinta padanya? Astaghfirullahal’adzim,hehe.pikiranku selalu dihadirkan dengan suara lembut dan senyuman Qila.Malam ini aku terbangun dalam tidurku untuk menunaikan sholat tahajjud,aku merasa ingin mendo’akan seseorang tapi orang ini siapa.aku hanya berdo’a“Yaallah jodohkanlah aku dengan orang yang terbaik menurutmu dan aku Yaallah”. Malam ini aku tetap tidak bisa tertidur,Karna bayang-bayang Qila selalu menghampiriku.Hari-hari wajah Qila selalu membayang-bayang dipikiranku,aku tidak tau kenapa,aku juga takut untuk berkomunikasi dengan dia. “Bu,aku berangkat dulu yaa bu, Assalamualaikum Ibu” aku bersalaman dan memeluk ibu “iya,Nak wa’alaikumussalam,hati-hati yaa” Aku pergi kesekolah dengan sangat gembira berbeda dengan hari-hari biasanya.Aku sampai disekolah dan memasuki gerbang sekolah,dan aku memarkirkan motorku.Diparkiran aku melihat Qila dan temanku,Reno.Aku merasa sakit hati dan ingin marah,apa mungkin aku Cemburu???. “Kriiiiingg…Kriiiiing….”Lonceng sekolah pun telah berbunyi.Sekarang kami tidak disuruh masuk kelas, tapi berkumpul di lapangan sekolah,dan mengumumkan,bahwa sekarang guru-guru rapat dan kami diperbolehkan untuk pulang.Aku segera menghampiri Qila dan ingin berbicara dengannya. “Qilaaaaa…..Tunggu sebentarn….ada yang ingin saya bicarakan dengan kamu”ucapku gugup dan keringat dingin, yaa maklum,baru pertama kali jatuh cinta,hehe. “I..i..yaa kak???Ada apa kak??!?” dia menjawabnya sangat gugup. “sejak awal bertemu aku merasakan ada yang beda pada diriku,setiap hari aku selalu memikirkanmu,setiap saat aku selalu mendoakanmu di Sepertiga Malamku,Qila aku suka sama kamu,aku mau kamu jadi pendamping Kakak besoknya” aku gugup sekali,ditambah aku sangat takut ditolak “Kakak,waktu masih panjang,aku juga mau sekolah dan aku juga ingin membahagiakan papa sama Mama aku kak, sebenernya Qila juga suka sama kakak” aku lihat dari raut wajah Qila dia merasa tidak sanggup untuk menyampaikan perkataannya itu. “Iya Qila kakak tahu sebentar lagi kakak akan tamat dari sekolah ini dan kakak akan sekolah di luar negeri,tapi setelah Kakak berhasil dan menjadi seorang dokter nantinya,Kakak akan segera melamar Qila.” “Diluar sana banyak orang yang lebih dari Qila kak,Qila juga ga yakin apa yang kakk katakan,akan kakak wujudkan besoknya.” “Qila,Kamu percaya sama kakak ya!!!pegang kata-kata kakak yaaa????kakk InsyaaAllah bakal nepatin janji kkaak,yang penting kita sama-sama Berdo’a yaa sama Allah SWT” Beberapa bulan kemudian.. Alhamdulillah aku lulus dengan hasil yang memuaskan,dan aku adalah salah satu siswa Terbaik yang lulus tahun ini,dan juga mendapat beasiswa keluar negeri,aku senang sekali. “waah…Adam selamat yaaa Dam”Ujar sahabatku Angga. “Makasih bro.” Aku segera menghampiri Qila ditaman,Qila duduk sendirian dan menangis disana. “Qila???kamu kenapa nangis???kamu kenapa??” “Gak kok kak aku ga kenapa-napa kak.”
Semilir Angin Musim Kemarau
Oleh : Andina Safitri ( X Keagamaan 1) Telah tiba…Yang datang sebagai tanda kehidupanYang pergi sebagai suatu bentuk kerinduan Tak peduli seberapa panas menempa bumiTak peduli seberapa rapuh tulang menahan beban Kepastian akan kepercayaan itu sulit diartikanDisini…di Ranah Minang kutunggu musim selanjutnya Yang katanya datang bak rembulan di awan yang mendung…kan pergi bagai tercabut nyawa yang satu
Perintang Malam
Oleh : Andina Safitri Sunyi kegelapan seakan hilang di tengah deru mesin yang mengambangditemani kawan lampu sorong Menunggu…menunggu… dan MenungguHingga tiba saat jala ditarik ke atasUngkapan demi ungkapan terucap Kini… angin laut membawamu pulangEsok kan ke sini lagi menjemput rezeki Kupastikan ituBukan yang terakhirjika izin Tuhan selalu ada
Saksi Tetes Embun
Oleh : Andina Safitri (X Keagamaan 1) Serangkak kaki ini terseokMerangkak yang di tengah cacatnya berjuang…Bangun mendahului sang fajar Hingga mentari pun malu karena terdahului dirinya Akan itu ia tetap tersenyum sebagai penyemangat Agar yang berjuang tetap ceria Mencari rongsokan berguna Hanya itu…Bukan malas mencari yang lain Tapi raga ini tak mengijinkan yang lain Keinginan hanya bisa dilihat dari sela-sela kehidupan kasihani
Sajak Kerinduan
Oleh : Andina Safitri (X Keagamaan 1) Besok… tunggulahMinggu depan… saya berjanjiBulan depan… sungguhTeruskan hitunganmu sampai kau sadari seseorang telah lelah…Menanti… bertahan di.bawah pengayoman rindu Tertinggal diterpa keinginan untuk menunggu yah… menunggu kabar yang ragu akan nyatanya Bukan hanya diaTapi… banyak yang menunggu Pulangnya sang satria Pulanglah…
EGOISNYA HIDUPKU INI
Oleh : Rahmadini (XI IPS 1) Tak ada kuda yang bisa ku naikiTak ada tempat yang bisa ku jelajahiDan tak ada seseorang yang bisa kuhargaiEntah apa yang kini sedang ku alami Lelah hati ini untuk menahanSulit air mata ini untuk berjatuhanSebuah ranting pun akan tetap jadi rantingDan sebuah emas pun akan tetap menjadi emas Andai bisa ku rajut hidup iniDengan seuntaian benang yang suciYang menampakkan rasa di kala sunyiDan menampakkan citra dikala sendiri Matahari kini selalu menyinari kuSorotan mata pun kini selalu menghantui kuSebuah telinga pun kini menjadi saksi bisu kuDalam untaian kata kata palsu Ingin lisan ini untuk berucapDalam ego yang kian melekatDi tengah makhluk yang kian mendekatYang tak tahu artinya orang terdekat ( Tersenyumlah walaupun itu membuat mu sakit dan menangislah walau itu membuat mu bahagia,,karena hidup ini tak selalu apa yang kamu pikirkan terkadang apa yang allah rencanakan itu yang lebih baik )
TERBENAMNYA FAJAR
Oleh : Raysa Salsabilla (XI IPS 1) Indahnya pagi ini…..Suasana yang tentram…..Tanpa adanya matahari…..Dan bintang….. Udara pagi begitu sejuk…..Hembusan angin mendayu….Yang begitu nyaman…..Suara ayam berkokok….. Membangunkan alam…..Untuk melakukan aktivitas…..Untuk di jalani…..Hingga terbenamnya matahari….. Setelah terbenamnya fajar…..Maka akan datang…..Kehidupan baru…..Yang menyinari semuanya….. Sekarang,besok,lusa…..Dan sampai kapanpun…..Hingga kita menemukan…..Apa itu artinya “kehidupan” Kehidupan yang sulit…..Harus di lalui…..Dengan semangat…..Tanpa ada kata “menyerah” Semangat pagi ini….Berjuang gapai cita cita…..Yang diimpikan selama ini…..Hingga terwujud di akhir kelak….. Dengan prestasi yang melonjak…..Kebahagiaan akan hadir…..Untuk menyenangkan…..Dan mewujudkan keinginan orang tua…..
SABAR ADALAH TIANG DARI KESUKSESAN
Cerpen Oleh : Dina Putri Aprilian (X MIPA 2) Dalam acara wisuda yang di hadiri banyak orang ada sepasang kakak beradik, sang adik sangat bahagia karena dia bisa membuktikan tekadnya yang kuat selama ini, tak kalah juga sang kakak juga sangat bahagia. “Akhirnya kamu wisuda juga dek” kata-kata yang diperagakan oleh kakaknya dengan mainan tangannya “ya kak aku senang sekali akan aku buktikan kalau orang yang berkekurangan belum tentu selalu gagal, sang kakak tersenyum mendengar kata-kata adik satu-satunya.Acara wisuda pun dilakukan setelah selesai, diumumkanlah murid yang meraih nilai akhir tertinggi namanya akan di panggil semua murid tampak deg-degan karna berharap pada diri sendiri ialah yang akan mencapainya “Sinta Zahratul Qodri” ucap salah satu dosen yang membawa acara.Sinta ya dialah adik dari si bisu yang bernama Qodri, Sinta memeluk kakaknya dan berjalan diiringi tangisan bahagia yang berusaha iya tahan. Sesampai di panggung ia mulai membaca salam dan mengutarakan kata-katanya, ketika seorang dosen bertanya padanya siapa orang yang dijadikan motivasi baginya dengan percaya diri tanpa melirik ke kakaknya ia langsung menjawab “kakakku yang aku jadikan sebagai motivasi” “mana kakakmu?” tanya dosen tersebut.“Itu dia” ujarnya sambil melirik ke arah kakaknya, “majulah nak” ujar dosen tersebut sambil berdiri menyuruh Qodri tapi Qodri tetap duduk di tempatnya tanpa beranjak sedikit pun melihat hal tersebut sang dosen langsung beranjak dan membawa Qodri ketika berjalan Qodri tidak sedikit pun mengomentari sang dosen ia berjalan dengan sopan, ketika ia melihat seseorang dan ternyata dia adalah teman satu kampus Qodri sang teman tidak membalas senyuman Qodri, Qodri pun langsung paham kepada tingkah temannya.Ketika sampai di pentas sang adik langsung menyalami kakaknya melihat hal tersebut dosen lainnya langsung bertanya mana kedua orang tua kalian?” mendengar hal tersebut Sinta terlihat marah beserta sedih melihat adiknya sang kakak langsung menggelengkan kepalanya. Ketika berada di pentas sang kakak hanya diam lalu seorang dosen yang tak lain sebenarnya adalah ayah mereka yang bernama pak Adi langsung buka mulut “anak muda kenapa engkau masih diam? Perkenalkanlah dirimu pada orang-orang yang berada di sini.Qodri tersenyum lalu memainkan tangannya untuk berbicara pada adiknya pak Adi terkejut melihatnya langsung ia menyuruh beberapa satpam untuk mengambil papan tulis yang berkaki dan juga beberapa spidol. Hadirin hanya bingung melihat hal yang terjadi tanpa tunggu lama barang yang diminta sudah sampai, lalu dipasanglah layar tancap agar hadirin dapat melihat apa yang ditulis oleh Qodri di papan tulis.Dengan mikrofon yang masih di tangan sang adik mulai berbicara “mungkin semuanya masih heran apa yang terjadi, begini inilah kakakku yang membesarkanku dengan kasih sayang, dialah yang berjuang untukku sampai aku begini” ucap Sinta.Salah satu hadirin berdiri dan bertanya “memangnya ayah dan ibumu mana?” “mereka meninggalkan kami, Ketika itu umur Sinta masih 7tahun dan kakak 10 tahun” pak Adi langsung terkejut mendengar hal tersebut tapi dia tetap berpikir.“Anak muda coba tuliskan perjalanan hidupmu di papan tulis itu” pinta hadirin tadi, laku Qodri mulai memainkan tangannya dengan tujuan mengatakan baiklah tapi jangan menangis, tanpa diminta sang adik langsung mengartikan gerakan tangan kakaknya.Qodri mulai menulis Lika liku hidupnya. awal dari kisah hidupku yang penuh dengan perjuangan “Qodri kesini sebentar nak!” ujar ibuku, setelah aku datang ibu dan ayah langsung naik ke mobil di dalam mobil sudah ada adikku. Sesampainya di suatu tempat yang membuatku heran kenapa ayah dan ibu pergi ke panti asuhan ini, itu hal yang pertama sekali aku pikirkan. Tidak beberapa lama kami berdiri di luar datang seorang ibu yang sudah agak tua keluar lalu ibuku menyerahkan koper yang entah apa isinya.Aku mendengarkan semua yang mereka katakan dan yang paling membuatku sedih ibuku akan meninggalkan aku di panti asuhan ini, tak terasa bulir-bulir bening mengalir deras dari pelupuk mataku ibu dan ayahku melihat aku menangis, mereka terlihat juga sedih mereka memelukku untuk yang terakhir kalinya lalu beranjak pergi ke mobil meninggalkanku sendiri, tapi tanpa kusadari adikku berlari ke arahku lalu menangis.“Aku akan selalu sama kakak” ujarnya yang membuatku menangis dengan gerakan tangan yang lemah aku isyaratkan agar adikku pergi dengan ayah dan ibu tapi dia malah menangis dengan keras, orang tuaku segera menjemput adikku tapi adikku malah meraih tanganku dan mengajakku berlari masuk ke panti asuhan.Hampir setiap hari kedua orang tuaku berusaha membujuk adikku agar ikut pulang dengan mereka tapi jawaban adikku selalu sama “ayah sama ibu jahat, apa salah kak Qodri sampai ia dipisahkan dari kita? Apa Cuma karna ia bisu ayah dan ibu malu?” sampai akhirnya pemilik panti asuhan mengizinkan kami tinggal di rumah lamanya.Mulai saat itu aku mulai bekerja untuk kelangsungan hidup kami berdua pemilik panti asuhan juga membantu biaya sekolah kami, sebenarnya pemilik panti asuhan ingin kami jadi anak angkatnya tapi kami menolak. Setelah hampir 4 tahun tinggal di rumah pemilik panti. Kami pindah untuk memulai hidup mandiri.Membaca tulisan Qodri di papan tulis semua hadirin mulai menangis sedangkan pak Adi benar-benar merasa bersalah dan iya semakin yakin bahwa Qodri dan Sinta adalah anaknya. “Lalu apakah setelah itu kamu tidak pernah bertemu dengan kedua orang tuamu?” Qodri menggeleng menandakan bahwa jawabannya tidak.“Itu sedikit kisah hidup kami” ucap Sinta kemudian dan beranjak berdiri “tunggu dulu, bisakah kamu lanjutkan?” “baiklah tapi kali ini aku yang akan menceritakan karna kakakku pasti lelah” dengan sigap Sinta menceritakan kisah hidup yang ia alami dengan kakaknyaSingkat cerita dengan jerih payah kami berhasil melanjutkan sekolah hingga pada suatu hari ketika kakakku masuk universitas ia di cela oleh teman-temannya “orang bisu mana bisa sekolah heh dasar bodoh” itu cacian yang sering dilemparkan pada kakakku dengan geram aku ingin marah tapi kakak selalu mengingatkan bahwa ALLAH BERSAMA ORANG-ORANG YANG SABAR.Hingga ketika kakakku akan wisuda seperti aku saat ini, tetap mendapat celaan dari teman-temannya, sampai pada hari wisuda kakakku kami memutuskan untuk sarapan di kantin kampus tapi sarapan kami yang tenang berubah dengan sekejap ketika orang-orang pencela kakakku datang, yang perempuan memegangi ku sedangkan yang laki-laki memasukkan sambal pedas ke dalam mulut kakakku laku setelah itu mereka menginjak-injaknya tapi iya tetap sabar sampai-sampai kakakku wisuda keesokan harinya.Walaupun perkuliahan kakakku selesai cacian dari teman-temannya tidak habis-habisnya, hingga aku bertekad ingin membuktikan bahwa kakakku bukanlah bahan cacian melainkan anak dari orang yang terpandang. Tapi kesenangan belum juga berpihak kepada kami berdua“apakah kalian masih