Berita Madrasah

Online Learning Spirit

Oleh : Dina Putri Aprilia (X MIPA 2)
Juara 2 Lomba Menulis MAN 2 Tanah Datar Kategori Cerpen

Kukuruyuuuuuuk……

“DEWI bangun nak sudah subuh! Katanya sekarang awal belajar daring dan jangan lupa sholat subuh dulu” ucap ibu.

“Hoam iya Bu Dewi udah bangun kok”

Dewi bangun dari tempat langsung mengambil wudhu untuk melaksanakan sholat subuh.Setelah itu Dewi membantu ibunya mengemas jualan, tak terasa matahari sudah menampakkan cahayanya.

Sekitar pukul setengah delapan DEWI pergi ke tempat temannya untuk pergi belajar, maklumlah karena ia tidak memiliki ponsel pintar seperti temannya yang lain tapi semangatnya untuk belajar tak pernah pudar.

Ketika belajar guru memberikan tugas untuk muridnya dan waktu yang terbatas dengan sigap DEWI menyelesaikan tugasnya tapi temannya yang bernama TIA enggan untuk membuat tugasnya.

“ehh wi, kamu kan sudah selesai tugasnya sekarang buatkan tugas aku ya”

“tapi tia, ini kan tugas pribadi”

“kamu harus sadar diri, kalau tidak ada aku kamu pasti tidak ikutan belajar” herdik TIA yang membuat DEWI terdiam.akhirnya mau tidak mau DEWI membuatkan tugas TIA.

Hal seperti ini sudah terjadi dua Minggu, sebenarnya DEWI sudah muak dengan perilaku TIA tapi apa boleh buat ia tidak memiliki ponsel pintar.

“DEWI kenapa tidak dimakan nasinya sayang?”

“tidak apa-apa Bu, cuman badan dewi tidak enak”

“ya sudah kalau begitu istirahatlah, kamu sudah dua minggu berjalan ke rumah TIA pasti lelah”

“iya Bu kalau begitu Dewi istirahat dulu Bu”

Sebenarnya dewi bukan sakit bu cuman kepikiran perilaku tia pada dewi, tapi Dewi tidak ingin membuat ibu bekerja lebih keras lagi untuk membelikan dewi ponsel pintar (ucap Dewi dalam hati).

Hari ini ternyata ada ulangan yang membuat DEWI harus datang ke rumah gurunya karena dia tahu pasti TIA akan mencontek lagi padanya.

“loh DEWI kok kesini?” ucap buk EKA guru dewi.

“iya buk, Dewi tidak punya ponsel jadi dewi datang kesini aja”

“wahh semangat sekali, kan rumah DEWI jauh dari sini”

“tidak apa-apa buk, yang penting semangat belajar 45”

“ya sudah, silahkan masuk”

Setelah ulangan usai buk EKA memeriksa semua hasil ulangan muridnya.

Tapi setelah di periksa ia kaget dengan nilai TIA yang biasanya bagus sekarang menjadi tidak tuntas dan hanya TIA sendiri yang tidak tuntas dan nilai bagus diraih oleh DEWI ini membuat buk EKA tidak habis pikir.

Akhirnya DEWI memutuskan untuk belajar ke rumah gurunya setiap mata pelajaran, bukannya dia kesal dengan perilaku TIA tapi DEWI juga memikirkan bagaimana nanti kalau TIA selalu bergantung pada orang lain.

Sudah hampir satu bulan DEWI tidak belajar di sekolah.Dia rindu ke sekolah  tapi apa boleh buat karena ini perintah dari pemerintah daerah agar menutup kegiatan PBM di sekolah untuk memutus mata rantai COVID-19.

Walaupun begitu DEWI tetap belajar dengan rajim, ia ingin menggapai cita-citanya dan ingin membanggakan kedua orang tuanya, walaupun sang ayah telah tiada tapi semangat belajar yang berkobar dari diri DEWI tak hilang.

Dia ingin membuktikan bahwa bukan karena ia miskin dan seorang yatim, ia tidak bisa sukses siapapun bisa sukses dengan kerja keras.Walaupun hasilnya tidak diterima sekarang tapi cepat atau lambat ia yakin bahwa semangatnya akan membuahkan hasil.

Saat hari Minggu DEWI membantu ibunya berjualan keliling.Sampailah ia ke rumah buk EKA berjualan.

Awalnya buk EKA tidak memperhatikan ibu dan anak yang berjualan ini, tapi ketika melihat kaki anak ini terluka buk EKA menanyakannya.

“kenapa kaki mu nak?”

“Ehh ini buk, kemarin DEWI jatuh waktu pulang dari rumah pak JONY”

“loh DEWI kamu ini?”

“iya buk” ucap DEWI sambil menyalami gurunya.

“ini ibu DEWI buk”

Melihat keadaan ini buk EKA merasa prihatin dengan DEWI dan IBUNYA.Ia merasa kasihan melihat DEWI anak yang pintar ini harus berjualan untuk makan sehari-hari.Setelah DEWI dan IBUNYA pamit BUK EKA langsung menelepon kepala sekolah agar DEWI mendapat beasiswa siswa berprestasi.

Buk EKA juga membantu melengkapi syarat-syaratnya tanpa sepengetahuan DEWI maupun ibunya.Setelah selesai melengkapi syaratnya buk EKA meminta untuk beasiswa kali ini DEWI di berikan ponsel pintar namun uang beasiswanya tidak cukup.

Untuk menambah uangnya buk EKA menggunakan uang pribadinya.Buk EKA membeli ponsel yang cocok untuk daring setelah itu buk EKA langsung ke rumah DEWI untuk memberikannya.

Sesampai di rumah DEWI buk Eka di suguhkan segelas air putih dan buk EKA mengatakan perihal kedatangannya.

Mendengar hal tersebut ibunya DEWI sampai menangis akan kemurahan hati buk EKA.DEWI mengucapkan terima kasih karna akhirnya ia mudah untuk belajar daring.

Namun semangat belajar DEWI tidak hilang malah makin bertambah karena ia yakin bahwa seperti apa pun keadaannya kalau kamu mau bekerja keras insyaallah pasti akan tercapai.

Mudah-mudahan DEWI dapat menggapai cita-citanya dan di mudahkan jalannya oleh Allah SWT.

AMIN……

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Info

Kami menerima tulisan dari majelis guru, pegawai, dan santriwan/santriwati berupa artikel, berita, puisi, info perguruan tinggi dan lainnya untuk diterbitkan di website ini.

Postingan Terbaru

  • All Post
  • PUBLIKASI
    •   Back
    • PRESTASI
    • BERITA
    • Karya Tulis Guru
    • Karya Tulis Siswa
    • KEGIATAN
    • Pengumuman
    • Prestasi Guru
    • Cerpen
    • Puisi
    • Artikel
    • Lukisan
    • Fotografi
    • Prestasi Siswa
Whatsapp
Tanya madrasah?
MAN 2 TANAH DATAR
Selamat datang di MAN 2 TANAH DATAR
ada yang bisa kami bantu??